Journal
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA ( MSDM)
MODAL UTAMA PENINGKATAN DAYA SAING PADA ERA GLOBALISASI
Oleh : Deddy Pandji Santosa
ABSTRAK
Manajemen Sumber
Daya Manusia adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen terhadap
daya yang bersumber dari manusia.
Manajemen Sumber
Daya Manusia ( MSDM ) adalah kebijakan dan praktek menentukan aspek”manusia”
atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring,
melatih, memberi penghargaan dan penilaian.
Tujuan manajemen
sumber daya manusia secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi mampu
mencapai keberhasilan melalui orang.
Peran serta
sumber daya manusia dalam pembangunan bukan saja hanya aktif melainkan
kesadaran yang dimilikinya tanpa dikendalikan sudah aktif, artinya bukan karena
dipaksa, dan itulah yang sebenarnya hakikat peran serta sumber daya manusia
dalam pembangunan yang diharapkan.
Perencanaan
sumber daya manusia tidak bisa dipercayakan hanya kepada tenaga-tenaga
profesional yang menangani masalah-masalah kepegawaian saja, melainkan harus
melibatkan para manajer yang memimpin satuan-satuan kerja yang menyelenggarakan
fungsi utama
Kata Kunci: MSDM, Sumber daya
manusia, Kepegawaian
I.
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
dan Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Fenomena
sosial pada masa kini dan masa depan dalam era globalisasi ini, yang sangat
menentukan adalah manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia
sebagai unsur terpenting mutlak, dianalisis dan dikembangkan dengan cara
tersebut, waktu, tenaga, dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kepentingan organisasi maupun bagi kepentingan individu.
Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen
terhadap daya yang bersumber dari manusia.
Lima
prinsip pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia, yaitu :
- Sumber daya manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting, yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut.
- Keberhasilan sangat mungkin dicapai manakala peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur serta mekanisme kerja yang bertalian dengan manusia dan perusahaan tersebut saling berhubungan dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan pencapaian strategis.
- Budaya dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pencapaian terbaik.
- Manajemen sumber daya manusia berhubungan secara integral, menjadikan semua anggota organisasi terlibat untuk mencapai tujuan.
- Empat prinsip tersebut harus tertanam dalam diri setiap anggota ( manusia).
Hubungan
manajemen dengan sumber daya manusia, merupakan proses usaha pencapaian tujuan
melalui kerjasama dengan orang lain. Ini berarti menunjukkan pemanfaatan daya
yang bersumber dari orang lain untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia
sering disebut sebagai Human Resource,
tenaga atau kekuatan manusia ( energy
atau power). Sumber daya yang juga disebut sumber tenaga, kemampuan,
kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh manusia. Manusia sebagai perencana,
pelaksana, pengendali dan evaluasi suatu pembangunan sangat mempengaruhi
keberhasilan pembangunan, karena manusia memiliki peran yang sangat menentukan.
Manajemen
Sumber Daya Manusia ( MSDM ) adalah kebijakan dan praktek menentukan
aspek”manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk
merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.
Tujuan
manajemen sumber daya manusia secara umum adalah untuk memastikan bahwa
organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Sistem manajemen sumber
daya manusia dapat menjadi sumber kapabilitas organisasi yang memungkinkan
perusahaan atau organisasi dapat belajar dan mempergunakan kesempatan untuk
peluang baru.
Secara
khusus, manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk :
- Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang diperlukan.
- Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.
- Mengembangkan system kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi “yang teliti”, system kompensasi dan insentif yang tergantung pada kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait “kebutuhan bisnis”.
- Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa karyawan adalah pihak terkait dalam organisasi bernilai dan membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan bersama.
- Menciptakan iklim, di mana hubungan yang produktif dan harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.
- Mengembangkan lingkungan, di mana kerjasama tim dan fleksibilitas dapat berkembang.
- Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan pihak terkait ( pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen, karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas.
- Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang mereka lakukan dan mereka capai.
- Mengelola karyawan yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.
- Memastikan bahwa kesamaan kesempatan tersedia untuk semua.
- Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan pada perhatian untuk karyawan, keadilan dan transportasi.
- Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan.
1.2
Pentingnya
Manajemen Sumber daya Manusia dalam Pembangunan
Sebagai
faktor pertama dan utama dalam proses pembangunan, Sumber daya manusia selalu
menjadi subjek dan objek pembangunan. Proses administrasi pun sangat
dipengaruhi oleh Manajemen Sumber Daya Manusia. Ada tiga macam klasifikasi sumber
daya manusia sebagaimana disampaikan oleh Ermaya dalam Fathoni (2006:12) bahwa:
- Manusia atau orang-orang yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan, mengendalikan, dan mengarahkan pencapaian tujuan yang disebut administrator.
- Manusia atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin usaha agar proses pencapaian tujuan yang dilaksanakan bisa tercapai sesuai dengan rencana, disebut manajer.
- Manusia atau orang-orang yang memenuhi syarat tertentu, diangkat langsung melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing atau jabatan yang dipegangnya yang disebut karyawan.
Peranan
administrasi sangat menentukan dalam kelangsungan hidup suatu pemerintah.
Namun, ada yang lebih menentukan lagi dari administrasinya, yaitu manusianya.
Baik buruknya administrasi sangat tergantung pada sumber daya yang dimilikinya,
dan manakala kualitas sumber daya yang dimiliki baik, maka proses administrasi
berjalan baik, serta tujuan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Peran
serta sumber daya manusia dalam pembangunan bukan saja hanya aktif melainkan
kesadaran yang dimilikinya tanpa dikendalikan sudah aktif, artinya bukan karena
dipaksa, dan itulah yang sebenarnya hakikat peran serta sumber daya manusia
dalam pembangunan yang diharapkan.
Manajemen
sumber daya manusia dalam pembangunan dapat dibagi dalam dua kelompok:
- Manajemen sumber daya manusia aparatur, mempunyai posisi yang sangat penting, karena para aparatur melaksanakan fungsi sebagai perumus, perencana, pelaksana, pengendali, maupun yang mengevaluasi pembangunan. Sebagai kunci manajemen sumber daya manusia harus mempunyai criteria: bersih, disiplin, berwibawa, dalam melaksanakan selalu memperhitungkan efektivitas dan efisiensi kerja, tanpa MSDM pembangunan suatu Negara tidak akan membawa hasil yang baik.
- Manajemen sumber daya manusia masyarakat, juga memegang posisi yang sangat penting karena tanpa partisipasi mereka tidak akan membawa hasil, dan setiap pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah sasarannya adalah untuk memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada masyarakat.
1.3
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Salah
satu definisi klasik tentang perencanaan mengatakan bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan
pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan. Apabila berbicara tentang perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi
fokus perhatian adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen
guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat
untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu
yang tepat. “Tepat” dalam hubungan ini harus dilihat secara kontekstual dalam
arti dikaitkan dengan tiga hal yaitu:
- Penunaian kewajiban sosial organisasi;
- Pencapaian tujuan organisasi;
3. Pencapaian
tujuan-tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan. Tuntutan menyelenggarakan
fungsi perencanaan sumber daya manusia dengan baik terlihat lebih jelas apabila
diingat bahwa dalam usaha mencapai ketiga hal tersebut di atas, setiap
organisasi dihadapkan kepada berbagai faktor yang berada diluar kemampuan
organisasi untuk mengendalikannya.
Perencanaan
sumber daya manusia tidak bisa dipercayakan hanya kepada tenaga-tenaga
profesional yang menangani masalah-masalah kepegawaian saja, melainkan harus
melibatkan para manajer yang memimpin satuan-satuan kerja yang menyelenggarakan
fungsi utama. Keterlibatan itu sangat penting bahkan mutlak, karena seperti
telah ditekankan dimuka, setiap manajer pada dasarnya adalah manajer sumber
daya manusia juga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karena salah satu
fungsi organik yang mutlak diselenggarakan oleh setiap manajer adalah
perencanaan, fungsi tersebut harus pula mencakup perencanaan sumber daya
manusia untuk satuan kerja yang dipimpinnya bekerja sama dengan para tenaga
spesialis yang terdapat dalam satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia
dalam organisasi secara keseluruhan.
Terdapat
paling sedikit enam manfaat yang dapat dipetik melalui suatu perencanaan sumber
daya manusia secara mantap.
Pertama;
Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam
organisasi secara lebih baik.
Kedua;
Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja dari
tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
Ketiga;
Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan
tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk
mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak.
Keempat;
salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang dewasa ini dirasakan semakin
penting ialah penanganan informasi ketenagakerjaan.
Kelima;
berupa penelitian, dimana salah satu kegiatan pendahuluan dalam melakukan
perencanaan termasuk perencanaan sumber daya manusia adalah penelitian. Karena,
berdasarkan bahan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan untuk
kepentingan perencanaan sumber daya manusia.
Keenam;
perencanaan sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja
bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi.
1.4
Tantangan
bagi Manajemen Sumber Daya Manusia
Salah
satu tantangan yang akan dihadapi oleh umat manusia di masa depan adalah untuk
menciptakan organisasi yang semakin beraneka ragam tetapi sekaligus menuntut
pengelolaan yang semakin efisien, efektif dan produktif, harus pula diterima
pendapat bahwa ketergantungan organisasi pada manajemen sumber daya manusia
yang semakin bermutu tinggi akan semakin besar pula. Tanpa mengurangi
pentingnya perhatian yang tepat harus diberikan pada manajemen sumber-sumber
organisasi lainnya, tidak harus disangkal bahwa perhatian utama tidak bisa
tidak, harus diberikan pada manajemen sumber daya manusia. Untuk mewujudkan
situasi demikian, perlu peningkatan kesadaran tentang maksud dan semua kegiatan
manajemen sumber daya manusia yaitu untuk meningkatkan sumbangan sumber daya
manusia terhadap keberhasilan organisasi. Berarti bahwa kebijaksanaan apapun
yang dirumuskan dan ditetapkan di bidang sumber daya manusia dan
langkah-langkah apapun yang diambil dalam manajemen sumber daya manusia itu,
kesemuanya harus berkaitan dengan pencapaian berbagai jenis tujuan yang telah
ditetapkan untuk dicapai.
Pada
dasarnya tantangan bagi manajemen sumber daya manusia yang pada gilirannya
tercermin pada pentingnya perencanaan, dapat dikatagorikan pada tiga jenis
utama, yaitu ; tantangan yang bersifat eksternal, yang meskipun tidak langsung
menyangkut sumber daya manusia, tetapi mempunyai dampak yang kuat; tantangan
yang bersifat internal; dan tantangan berupa situasi ketenagakerjaan dalam
organisasi yang bersangkutan.
Tantangan Eksternal;
adalah berbagai hal yang pertumbuhan dan perkembangannya berada diluar
kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, akan tetapi harus diperhitungkan
karena pertumbuhan dan perkembangan tersebut pasti berpengaruh, baik secara
positif maupun negatif terhadap organisasi. Tantangan eksternal terdiri dari
aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik, aspek perundang-undangan, aspek
teknologi.
Tantangan Internal;
adalah berupa kondisi dan situasi di dalam organisasi yang dapat menghambat
penyelenggaraan semua fungsi organisasi dalam hal kemampuan meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi dan dapat mengganggu
kelestarian keberadaan organisasi. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu
diketahui faktor apa saja yang merupakan tantangan internal organisasi antara
lain, ialah:
- Rencana strategis;
- Anggaran;
- Estimasi produksi dan penjualan;
- Usaha atau kegiatan baru;
- Rancangan bangunan organisasi dan tugas pekerjaan.
Situasi
Ketenagakerjaan internal organisasi; adalah kondisi ketenagakerjaan internal
yang tidak berada dalam posisi statis. Berbagai factor penyebabnya antara lain;
pemensiunan; adanya pegawai yang berhenti bukan karena pemensiunan, karena
terjadi pemutusan hubungan kerja; ada pegawai yang meninggal dank arena ada
karyawan yang mengambil cuti panjang diluar tanggungan organisasi.
1.5
Permasalahan
dalam Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di Kabupaten Bangli- Provinsi
Bali
Hasil
studi banding yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Magister Ilmu
Administrasi Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung ke Kabupaten
Bangli-Provinsi Bali, ditemukan bahwa
secara umum pelaksanaan manajemen sumber daya manusia belum berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, dilihat dari berbagai aspek yang bersangkut- paut
dengan konsep manajemen sumber daya manusia yang baik. Masalah-masalah dan
hambatan yang dialami oleh pemerintah kabupaten Bangli adalah berupa hal yang
secara umum ditemukan hampir di seluruh pemerintahan daerah/organisasi
birokrasi di Indonesia, yaitu terutama dalam aspek rekrutmen pegawai, masih
terjadi nepotisme, like and dislike,
penempatan orang tidak pada tempatnya/tidak sesuai dengan keahlian, belum
menggunakan merrit system, dalam hal perencanaan sumber daya manusia cenderung
apa adanya, karena keterbatasan sumber tenaga kerja yang handal, sehingga apa
yang diuraikan di atas mengenai konsep manajemen sumber daya manusia belum
seluruhnya dilaksanakan. Berbagai hal ditemukan yang berkaitan dengan hambatan
dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dan salah satunya yang sangat
krusial adalah kemampuan para manajer dalam memahami konsep tentang MSDM masih
lemah.
1.6
Permasalahan
dalam Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di Kota Bandung- Provinsi Jawa
Barat
Tidak
jauh berbeda kondisi pegawai di Kota Bandung dengan kondisi pegawai yang ada di
Kabupaten Bangli, hanya yang membedakannya adalah dari kuantitas atau jumlah pegawai
yang ada, jumlah pegawai di kota Bandung jauh lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah pegawai yang ada di Kabupaten Bangli, sehingga di dalam cara
penanganannya menjadi jauh lebih kompleks dan membutuhkan perhatian dan
kemampuan yang tinggi dari para manajer/pejabat yang berwenang didalam
menjalankan Manajemen sumber daya manusianya. Hal yang paling menonjol dari
hasil pengamatan dan observasi diperoleh keterangan bahwa kondisi kepegawaian
di kota Bandung tidak terlalu banyak perubahan dari tahun-tahun sebelumnya
apalagi setelah era reformasi, pelaksanaan reformasi birokrasi belum berjalan
dengan baik, kecenderungan mempertahankan pola administrasi kepegawaian model
lama masih dipertahankan, sebagai contoh masih terdapat penempatan
pegawai/pejabat yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya, seorang atasan
pangkatnya lebih rendah dari bawahannya, (sistem DUK tidak dipakai) dan masih
banyak lagi yang pada dasarnya merupakan pelanggaran dari prinsip-prinsip
Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia. Di samping itu masih banyak fihak
luar ( Organisasi Politik, Anggota Legislatif, LSM, dll) yang mencoba
mempengaruhi kebijakan pimpinan dalam hal rekrutmen dan penempatan
pegawai/pejabat, walaupun pegawai tersebut tidak memiliki kualifikasi dan
kemampuan secara layak untuk melaksanakan tugas organisasi. Kondisi tersebut
dikaitkan dengan konsep manajemen sumber daya manusia dapat digambarkan seperti
dalam tabel berikut:
Studi Komparatif: Pelaksanaan
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia di PemKab. Bangli dan di Kota Bandung s/d
th 2012
No
|
Aspek Kegiatan
MSDM
|
Kab. Bangli
(
%)
|
Kota Bandung
(
%)
|
Kendala/
penyebab
|
Ket.
|
1.
|
MSDM dengan pendekatan
stratejik
|
50
|
50-60
|
|
|
2.
|
Perencanaan SDM
|
60
|
60-70
|
|
|
3.
|
Seleksi,Orientasi, sosialisasi
|
50
|
50-60
|
|
|
4.
|
Merencanakan Karier
|
60
|
50-60
|
|
|
5.
|
Manajemen Perubahan Kompetensi
SDM
|
50
|
50-60
|
|
|
6.
|
Analisis Pekerjaan dan Analisis
Jabatan
|
60
|
50-60
|
|
|
7.
|
Pelatihan dan Pengembangan SDM
|
70
|
70-80
|
|
|
8.
|
Pengukuran Kinerja
|
70
|
70
|
|
|
9.
|
Pemeliharaan SDM, Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Keamanan Kerja ( K3)
|
70
|
60
|
|
|
10.
|
Kepemimpinan dalam MSDM
|
70
|
80
|
|
|
11.
|
Penilaian Kinerja
|
60
|
50
|
|
|
12.
|
Pemberdayaan SDM
|
70
|
50
|
|
|
13.
|
Perencanaan dan Peningkatan
Kinerja
|
60
|
60
|
|
|
14.
|
Reformasi Birokrasi
|
70
|
50
|
|
|
15.
|
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
( PNS)
|
60
|
60
|
|
|
Sumber:
Sedarmayanti ( 2007).
nice info min
BalasHapus